Dalam acara Shoppertainment Summit di Jakarta, TikTok kembali menegaskan fokusnya untuk menjadi platform tempat konten dan transaksi belanja terjadi. TikTok menunjukkan bagaimana berbagai tools dan pengalaman yang tersedia di dalam platform mampu memberikan pengalaman perdagangan yang dipimpin oleh hiburan, memberikan pengguna akses untuk menemukan dan membuat keputusan pembelian mereka berikutnya. Didukung oleh integrasi TikTok Shop yang mulus, konsumen tidak perlu berpindah platform untuk menyelesaikan pembelian. Hal ini menjadi alternatif yang jelas dan lebih mudah bagi 85% konsumen yang kerap berganti aplikasi saat sedang belanja online, berdasarkan studi bertajuk Future of Commerce 2022 oleh TikTok dan Boston Cosulting Group (BGC).
Shoppertainment Summit 2023 di Jakarta, Indonesia
"Konsumen saat ini lebih terbuka untuk berpartisipasi dan mengulas brand dan produk karena adanya demokratisasi kreativitas di platform daring seperti TikTok. Sebanyak 81% pengguna TikTok mengatakan mereka akan berbelanja secara daring selama musim belanja tahun ini (berdasarkan studi tentang perilaku konsumen selama Mega Sales di Asia Tenggara oleh Toluna untuk TikTok, 2023). Pengguna mencari konten yang autentik, video yang menginspirasi, dan pengalaman berbelanja yang baik selama musim Mega Sales yang berlangsung dari September hingga akhir tahun di Asia Tenggara, yang mencakup beberapa hari libur dan perayaan lokal dan regional," jelas Shant Oknayan, Head of Global Business Solutions, Asia Pacific, Middle East, Africa & Central Asia, TikTok. "Dengan basis pengguna bulanan lebih dari 325 juta di TikTok di Asia Tenggara, dan dengan lebih dari 15 juta bisnis yang ada di Asia Tenggara ini, TikTok adalah rumah bagi Shoppertainment yang memberikan pengalaman berbelanja yang benar-benar unik bagi konsumen dan brand," tambah Oknayan.
Sebagai platform yang merayakan kreativitas sehari-hari, dampak yang dibawa TikTok telah melampaui tren populer dan nilai hiburan. Menurut studi berjudul TikTok Marketing Science Global Retail Path to Purchase dari Material, pengguna TikTok 1.5x lebih mungkin untuk membeli sesuatu yang mereka temukan di platform, dibandingkan dengan pengguna platform lain. TikTok lebih dipilih menjadi sumber untuk penemuan produk, tepatnya sebanyak 1.7x lipat dibanding platform lainnya.
Konten menghibur yang mendorong transaksi belanja
Konten menghibur di TikTok mendorong produk lebih mudah ditemukan. Ini adalah tren baru, di mana proses penemuan produk terjadi dari mulut ke mulut (word-of-mouth), yang menggabungkan komunitas, hiburan, dan belanja. Kolaborasi tiga elemen ini menciptakan perjalanan yang mulus dari penemuan produk ke pembelian dan selanjutnya, di mana satu konten dapat dengan cepat menjadi trending dan menciptakan permintaan secara global.
Menurut studi BCG, 81% pengguna TikTok di Asia Pasifik menyatakan bahwa konten video memengaruhi pembelian terbaru mereka. Sebagai contoh, fenomena tagar #TikTokMadeMeBuyIt yang tercipta secara online selama pandemi, telah memperkenalkan pengguna dengan cara-cara baru untuk menemukan produk baru di TikTok. Dengan lebih dari 60 miliar tayangan, #TikTokMadeMeBuyIt menunjukkan potensi yang luar biasa terhadap kebutuhan pengalaman konsumen yang dapat dimanfaatkan oleh brand. Dengan memanfaatkan tagar #TikTokMadeMeBuyIt, Maybelline Vietnam berhasil meningkatkan penjualan produk Superstay mereka sebesar 790%.
Dalam whitepaper yang baru-baru ini dirilis oleh WARC dan TikTok berjudul 'When entertainment meets effectiveness: A guide to maximising impact'; Sapna Nemani, Chief Product and Solutions Officer, Publicis Groupe menyatakan kembali bahwa kebiasaan berbelanja terus berkembang dengan Shoppertainment,“Shoppertainment telah menjadi cara orang menemukan brand tetapi juga berbelanja pada saat yang sama. Tidak ada funnel nyata seperti Shoppertainment."
Solusi Perdagangan TikTok
Bagaimana bisnis dari berbagai ukuran di seluruh wilayah Asia Tenggara memanfaatkan TikTok untuk keberhasilan mereka
Di Vietnam, untuk mempromosikan peluncuran produk perawatan kulit serum baru mereka, Garnier menciptakan strategi full-funnel yang memanfaatkan kreator konten dan tantangan tagar brand (branded hashtag challenge). Iklan yang ditargetkan ulang menghasilkan trafik yang lebih berkualitas untuk konversi penjualan yang lebih tinggi, dan juga menghasilkan peningkatan 6,6% dalam rekomendasi brand. Penjualan mereka pun mengalami peningkatan sebesar 30% selama festival belanja 12.12.
Di Indonesia, untuk menargetkan kembali pelanggan dengan niat pembelian tinggi dan nilai tinggi, Philips menggunakan kombinasi tujuan optimasi dari solusi TikTok Ads, termasuk Broad Audience Targeting, Complete Payment Optimisation in addition to Custom & Lookalike Audience dari aktivitas mereka di TikTok Shop. Materi iklan (Ad creative) menyoroti fitur produk utama dalam pengaturan rumah dengan ajakan bertindak (call-to-action) yang jelas untuk mengeklik tautan pembelian. Sebagai hasilnya, Philips melihat peningkatan ROAS sebesar 476%, CPA (Cost-per-Action) yang 80% lebih rendah, tingkat konversi yang 113% lebih tinggi, dan AOV (Average Order Value) 15% lebih tinggi dibandingkan dengan kampanye Video Shopping Ad mereka sebelum menggunakan hanya penargetan audiens luas.
PRISM+, brand elektronik konsumen lokal di Singapura, meningkatkan keterlibatan audiens dengan mengadakan siaran langsung (livestreaming) harian untuk mengedukasi pelanggan. Hal ini ditingkatkan dengan solusi LIVE Shopping Ads, di mana brand ini terus bereksperimen dengan solusi baru untuk mengoptimalkan hasil mereka. Pada momen belanja 12.12, PRISM+ mencatat penjualan terbesar di TikTok, tumbuh secara stabil, serta menghasilkan lebih dari 10 kali GMV (Gross Merchandise Value) bulanan sejak pertama kali berjualan di TikTok.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Shoppertainment Summit, kunjungi www.tiktokshoppertainment.com